BeritaTual

Sosok Inspiratif: Kepsek SLB Tual Setia Antar Jemput Siswa Berkebutuhan Khusus dengan Tosa

×

Sosok Inspiratif: Kepsek SLB Tual Setia Antar Jemput Siswa Berkebutuhan Khusus dengan Tosa

Sebarkan artikel ini

Sosok Inspiratif Tual

17/9/2025 - Muhammad Said
TUAL: Muhammad Said, Kepala Sekolah SLB Negeri Tual, mengantar siswa berkebutuhan khusus menggunakan kendaraan roda tiga (tosa) melintasi wilayah Tual dan Maluku Tenggara, Rabu (17/9/2025).

TUAL, JENDELAMALUKU.COM – Di tengah segala keterbatasan infrastruktur pendidikan di wilayah timur Indonesia, Muhammad Said (39), Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tual, menunjukkan dedikasi luar biasa bagi dunia pendidikan inklusif.

Bukan hanya menjalankan peran administratif sebagai pemimpin sekolah, Said juga turun langsung menjemput dan mengantar pulang 32 siswa berkebutuhan khusus setiap harinya.

Dengan menggunakan kendaraan roda tiga atau tosa, ia melintasi wilayah Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), demi memastikan anak-anak tersebut tetap mendapat akses pendidikan.

Inisiatif ini telah dilakukan sejak tiga tahun lalu, berawal dari kepeduliannya terhadap minimnya kehadiran siswa di sekolah.

Banyak orang tua tidak memiliki waktu atau sarana untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah, membuat kehadiran siswa menjadi tak menentu.

“Awal mulanya pada tahun 2023 lalu, saya meminta di Kadis Pendidikan Provinsi Maluku Insun Sangadi yang saat itu tengah berkunjung ke Kota Tual, selang beberapa bulan kemudian bantuan kendaraan roda tiga langsung diberikan,” kisahnya.

Said menyadari bahwa tanpa penjemputan, sebagian besar siswa enggan atau tidak mampu datang ke sekolah.

Rutinitasnya dimulai setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIT.

Ia telah mengatur pola penjemputan berdasarkan jenis kebutuhan siswa.

“Biasanya paling terlambat jam 07:00 WIT, Said memulai aktivitas menjemput berdasarkan kebiasaan misalnya untuk tuna grahita dan guna wicara didahulukan, sementara untuk down syndrome biasanya yang paling belakangan karena susah bangun pagi,” ujarnya.

Dedikasi ini membuahkan hubungan emosional yang kuat antara dirinya dan para siswa.

Kedekatan itu tercermin dari reaksi anak-anak yang menolak dijemput oleh guru lain dan bahkan rela menunggu hingga larut pagi ketika Said terlambat.

“Pernah diminta salah satu guru yang menjemput, mereka kompak menolak dengan menangis, bahkan jika saya terlambat datang biasanya mereka setia menunggu hingga pukul 10:00 hingga 11:00 WIT,” terangnya menitikkan airmata.

Proses pengantaran pulang biasanya dilakukan sekitar pukul 12.00 WIT, setelah kegiatan belajar selesai.

Namun, ketika musim hujan tiba, aktivitas antar-jemput terpaksa dihentikan demi keselamatan siswa.

“Untuk musim panas saja memang duduknya berdesakan, karena kapasitasnya hanya untuk 15 orang, jadi jika musim hujan otomatis libur dulu, kan ada juga siswa di Malra jadi harus bolak-balik setiap hari,” imbuhnya.

Said juga menyoroti pentingnya kehadiran fasilitas asrama sebagai bagian dari dukungan terhadap pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus. Ia berharap agar pemerintah segera memperbaiki asrama sekolah yang sudah rusak sejak 2021.

Baca artikel menarik lainnya dari JENDELAMALUKU.COM Di CHANNEL TELEGRAM