TUAL, JENDELAMALUKU.COM – Pemerintah Kota Tual mulai merancang langkah konkret untuk menekan lonjakan harga sejumlah bahan pangan pokok yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satu strategi yang diambil adalah menggagas sistem pertukaran komoditas pangan dengan sejumlah daerah penghasil di Provinsi Maluku.
Langkah ini digagas menyusul temuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang mencatat kenaikan harga signifikan pada komoditas cabai dan bawang merah di pasar-pasar lokal, seperti Pasar Marren.
Upaya ini disampaikan langsung oleh Kepala Bagian Ekonomi Disperindag Kota Tual sekaligus Sekretaris TPID, Irwan Tamnge, usai melakukan inspeksi ke pasar pada Senin (21/7/2025).
“Sesuai dengan pantauan tim TPID, terjadi lonjakan harga pada komoditas cabai dan bawang di Kota Tual, untuk itu kerjasama antar daerah akan kami lakukan,” ungkap Tamnge.
Rencananya, Pemkot Tual akan menjalin kerja sama dengan tiga daerah yakni Kabupaten Buru, Maluku Tengah (Malteng), dan Seram Bagian Timur (SBT).
Kerja sama tersebut akan diformalkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang merupakan bagian dari program TPID Nasional.
“Kami akan melakukan penandatanganan MoU secara Nasional ini sejalan dengan program TPID Nasional dan direncanakan bakal dilaksanakan di bulan Agustus mendatang,” kata Tamnge.
Penandatanganan MoU akan melibatkan pimpinan daerah dari masing-masing kabupaten/kota dan bertujuan menciptakan sistem distribusi yang lebih merata antardaerah, berdasarkan keunggulan produksi masing-masing.
Sebagai contoh, Kabupaten SBT yang memiliki surplus produksi cabai dan bawang merah akan memasok kebutuhan ke Kota Tual.
Sebaliknya, Kota Tual yang kelebihan stok telur akan mengirimkan komoditas tersebut ke daerah mitra yang membutuhkan.
“Sementara Tual yang surplus akan produksi telur akan dikirimkan ke beberapa daerah yang diminta, sehingga ada pertukaran komoditas,” ucapnya.
Langkah ini dinilai sebagai solusi jangka menengah untuk mengatasi gejolak harga, serta menjaga keterjangkauan kebutuhan pokok masyarakat di tengah dinamika pasokan yang sering kali tidak merata.
“Kerjasama ini dilakukan untuk meminimalisir lonjakan harga, dan menjaga keterjangkauan harga di masyarakat,” pungkasnya.