JENDELAMALUKU.COM – Sangat mahal! Harga cabai di Maluku Tenggara pernah di angka Rp 200 ribu per kilogram.
Bahkan hingga hari ini, harga cabai rawit di Maluku Tenggara bertahan di angka Rp 150 ribu per kilogram (kg).
Harga ini sudah berlangsung selama sebulan terakhir.
Wakil Bupati Maluku Tenggara Charlos Viali Rahantoknam mengatakan, harga cabai di wilayah Maluku Tenggara masuk kategori tertinggi di Indonesia.
“Data terakhir sesuai rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), pada 21 April 2025 lalu, terjadi lonjakan harga cabai di wilayah Malra dengan kategori tertinggi di Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, lonjakan harga ini terjadi karena kurangnya produksi lokal petani cabai di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
“Secara umum produksi komoditas pangan di Malra belum mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat. Hal ini mengakibatkan ketergantungan akan pasokan dari luar daerah masih cukup tinggi,” ucap dia.
Terkait lonjak harga, Viali mengatakan Pemkab Malra telah melakukan upaya-upaya yaitu mendorong peningkatan produksi di level petani, serta koordinasi untuk pasokan dari luar daerah.
“Terkait produksi pertanian, maka pada kondisi tertentu hasil cabai dan bawang merah menjadi produk yang cukup banyak dihasilkan. Namun sangat cepat terserap pasar,” ujarnya.
Sehingga, kata Viali untuk komoditi cabai dan bawang merah, ini sangat rentan terjadi gejolak harga, serta memberi andil terjadinya inflasi.
“Untuk itu hingga saat ini Malra masih membutuhkan suplai pangan dari Maluku Tengah,” pungkasnya. (*)