JENDELAMALUKU.COM – Seorang pria melakukan aksi teror di sebuah pusat perbelanjaan di Sydney, Australia, Sabtu (13/4/2024).
Polisi Australia telah mengidentifikasi pria tersebut, berusia 40 tahun.
Pria asal negara bagian Queensland di timur laut ini melakukan aksi penikaman, sehingga menewaskan enam orang dan menyebabkan beberapa lainnya dalam kondisi kritis.
“Sampai saat ini, masih belum ada informasi yang kami miliki… tidak ada informasi intelijen yang kami kumpulkan yang menunjukkan bahwa hal ini didorong oleh motivasi, ideologi, atau lainnya,” kata Asisten Komisaris Polisi New South Wales Anthony Cooke .
Pria berusia 40 tahun, yang ditembak mati oleh seorang polisi wanita senior di tempat kejadian pada hari Sabtu, bernama Joel Cauchi.
Profil Facebook menyebutkan dia berasal dari kota Toowoomba, dekat Brisbane, dan pernah bersekolah di sekolah menengah atas dan universitas setempat.
Tato naga abu-abu, merah dan kuning yang khas di lengan kanannya digunakan untuk membantu mengidentifikasi dirinya.
“Kami tahu bahwa pelaku dalam masalah ini menderita, menderita, kesehatan mentalnya,” kata Cooke.
Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia Berhasil Mendarat di Gaza Pakai Pesawat Hercules C130 TNI AU
“Investigasi awal menunjukkan orang ini bertindak sendirian. Saya puas bahwa tidak ada ancaman yang berkelanjutan,” kata Cooke.
Lima wanita dan satu pria tewas dalam amukan Cauchi pada Sabtu sore, yang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan yang ramai di lingkungan Bondi Junction di Sydney.
Di antara korban luka terdapat seorang bayi berusia sembilan bulan yang dikatakan berada dalam “kondisi serius namun stabil di rumah sakit”.
Dua korban dikatakan tidak memiliki keluarga di Australia dan upaya sedang dilakukan untuk menghubungi kerabatnya di luar negeri.
Media lokal melaporkan bahwa ratusan orang dievakuasi selama serangan pada hari Sabtu, dengan rekaman siaran menunjukkan polisi mengunci lokasi kejadian dan membantu korban luka.
Gempa Bumi Terbesar Sejak 1999 di Taiwan, 9 Orang Tewas dan 1.000an Luka-luka
Perdana Menteri Anthony Albanese menggambarkan serangan itu sebagai sesuatu yang “tidak dapat diungkapkan” dan “benar-benar di luar pemahaman”.
“Orang-orang yang berbelanja di Sabtu sore harusnya aman, tidak boleh mengambil risiko. Namun tragisnya, kita melihat hilangnya nyawa, dan orang-orang akan berduka atas orang yang mereka cintai hari ini,” katanya.
“Kami juga tahu masih banyak orang di rumah sakit yang sedang menjalani pemulihan, dan pikiran serta doa kami menyertai mereka.”
Albanese mengatakan dia telah menerima pesan antara lain dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon.