Maluku Tenggara

Wakil Bupati Malra Dorong UMKM Lokal Perikanan Jadi Supplier Dapur Makanan Bergizi Gratis

×

Wakil Bupati Malra Dorong UMKM Lokal Perikanan Jadi Supplier Dapur Makanan Bergizi Gratis

Sebarkan artikel ini

MBG di Malra

22/10/2025 - MBG
Knowledge Management IMU CEF-6 CFI Indonesia, Ahdar Tuhuteru, memberikan penjelasan terkait pendampingan UMKM lokal untuk program MBG.

LANGGUR, JENDELAMALUKU.COM – Wakil Bupati Maluku Tenggara (Malra), Charlos Viali Rahantoknam, mendorong usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) lokal sektor perikanan agar dapat menjadi pemasok (supplier) bagi Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Hal tersebut disampaikan oleh Knowledge Management IMU CEF-6 CFI Indonesia, Ahdar Tuhuteru, saat diwawancarai oleh media ini dalam kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) bagi kelompok perempuan pengolah produk olahan perikanan menuju standar program MBG di Ohoidertawun, Rabu (22/10/2025).

“Kegiatan ini merupakan dorongan dari Wakil Bupati Malra Charlos Viali Rahantoknam, untuk pemberdayaan masyarakat, terutama pelaku UMKM,” ungkapnya.

Tuhuteru menjelaskan, CEF-6 CFI diminta untuk mendampingi pelaksanaan program nasional Presiden Prabowo Subianto, salah satunya program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

“Kami dalam konteks menyiapkan masyarakat yang tergabung dalam kelompok perempuan untuk menjadi supplier lokal. Oleh karena itu, berbagai pendekatan perlu kami berikan ke masyarakat, terkait dengan bagaimana produk ini memenuhi persyaratan mutlak dari MBG,” kata dia.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya aspek sertifikasi dan visibilitas produk agar UMKM lokal dapat bertahan dan berpartisipasi aktif dalam memenuhi kebutuhan program MBG.

Namun demikian, menurutnya, keberhasilan program ini juga sangat bergantung pada komitmen dan peran pemerintah daerah, khususnya pelaksana program MBG, untuk memanfaatkan potensi yang sedang dibangun bersama Dinas Perikanan Kabupaten Malra.

Tuhuteru menyebutkan bahwa program CFI ini telah hadir di Maluku Tenggara selama enam tahun, dan tercatat sebanyak 5.300 nelayan telah menerima manfaat dari proyek ini, di mana 32 persen di antaranya adalah perempuan.

“Nah, kelompok perempuan ini kita fasilitasi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pengembangan kapasitas seperti bimtek, terutama untuk pengolahan, kemudian difasilitasi beberapa bantuan peralatan untuk kegiatan produksi, dan dukungan pendampingan juga pengurusan sertifikasi produk,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, GEF-6 CFI Indonesia telah merancang konsep merek (brand) yang terintegrasi dari proses pemberdayaan hingga pemasaran produk.

“Jadi tercatat ada 10 gerai retail modern di Langgur maupun Kota Ambon, yang menjadi binaan dan menerima produk dari pelaku UMKM. Pada Agustus 2025 lalu, tercatat pendapatan yang diperoleh senilai Rp180 juta,” pungkasnya.(*)

Baca artikel menarik lainnya dari JENDELAMALUKU.COM Di CHANNEL TELEGRAM