JENDELAMALUKU.COM – Salat Idul Fitri 1445 H di Masjid Istiqlal dihadiri puluhan ribu umat Islam.
Hadir juga Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan sejumlah pejabat lainnya.
Selaku khatib, Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Abdul A’la Basyir, yang menyampaikan pesan dengan tema ‘Memperkuat Kebersamaan dengan Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa’.
Hari Raya Idul Fitri 1445 H, menurut KH Abdul A’la Basyir, merupakan hari di mana keagungan Allah SWT tampak di tengah-tengah manusia demikian terang benderang.
Kemahabesaran dan keagungan Allah benar-benar hadir selama bulan Ramadan yang baru saja dilalui dan mencapai puncaknya pada Hari Raya Idul Fitri.
“Salah satu manifestasi keagungan Allah adalah terbukanya pintu ampunan yang selebar-lebarnya selama bulan Ramadan bagi umat Islam yang mau mengambil kesempatan tersebut. Puncak kemahabesaran Allah kian transparan pada hari raya Idul Fitri ini melalui janji Allah kepada umat Islam untuk memosisikan umat Islam sebagai manusia yang baru lahir; sebagai manusia yang kembali kepada fitrah. Tentunya janji ini berlaku bagi mereka yang berhasil melaksanakan puasa sesuai perintah Allah dan berdampak konkret pada kecerdasan spiritual, emosional, dan sosial,” kata KH Abdul A’la Basyir dilansir dari kemenag.go.id, Rabu (10/4/2024).
Ratusan Warga Pawai Obor Keliling Banda Neira Sambut Idul Fitri 1445 H
KH Abdul A’la Basyir menjelaskan bahwa Idul Fitri seutuhnya merupakan hari kelulusan atau wisuda bagi umat Islam yang berhasil lulus ujian dengan mampu mengendalikan diri lahir batin dari hal-hal yang diharamkan dan tidak mencerminkan moralitas luhur selama bulan Ramadan.
Sebagai hari kembali ke fitrah dan hari wisuda, Idulfitri perlu disyukuri dengan memperbanyak takbir, tahmid dan kalimat-kalimat thayyibah.
“Dalam bingkai ini, semoga umat Islam, khususnya seluruh jamaah Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal ini termasuk orang yang kembali ke fitrah dan berhasil menjadi wisudawan-wisudawati terbaik. Dengan demikian, kita bisa naik ke kelas yang lebih tinggi dalam ucapan sikap dan perilaku dalam sekolah kehidupan ini pada tingkatannya masing-masing,” kata KH Abdul A’la Basyir.
KH Abdul A’la Basyir juga menjelaskan bahwa terlepas apa pun capaian yang telah di raih, kesungguhan upaya yang telah dilakukan perlu disyukuri tidak hanya dengan pengakuan hati dan ungkapan lisan, tapi juga dengan tindakan yang implementatif dan transformatif.