TRAVEL, JENDELAMALUKU.COM – Dibalut air laut sebening kaca dan hamparan karang warna-warni di bawah permukaannya, Pantai Lubang Buaya di Desa Morela, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, bukan sekadar tempat wisata—ia adalah pelarian sempurna dari hiruk-pikuk kehidupan kota.
Berada hanya sekitar 45 menit perjalanan dari pusat Kota Ambon, pantai ini menyuguhkan pemandangan laut biru kehijauan yang menyatu dengan langit tropis yang cerah.
Para pengunjung sering tertegun begitu menginjakkan kaki, seolah masuk ke dalam lukisan alam yang hidup.
Yang membuat pantai ini istimewa bukan hanya kejernihan airnya, tapi juga cerita yang dibawa ombaknya.
Nama “Lubang Buaya” bukan berasal dari hewan reptil itu, melainkan dari bentuk lubang alami di batu karang besar di tepi pantai yang konon menyerupai mulut buaya.
Dari lubang inilah, pengunjung bisa melompat langsung ke laut dalam yang tenang dan menggoda untuk dijelajahi.
Snorkeling, Kole-Kole, dan Kehangatan Lokal
Aktivitas snorkeling menjadi favorit para wisatawan.
Hanya dengan menyelam beberapa meter, kita bisa menyaksikan kehidupan laut yang menakjubkan: berbagai jenes ikan karang dan terumbu karang yang masih sehat.
Alat snorkeling dapat disewa langsung di lokasi dengan harga ramah kantong.
Bagi yang ingin lebih bersantai, perahu kole-kole tradisional siap mengantar menyusuri perairan jernih, dengan hanya membayar Rp10.000 per orang.

Kadang, anak-anak desa ikut naik, tertawa riang sambil membantu mendayung.
Di sepanjang pantai, terdapat gazebo dan rumah panggung sederhana yang bisa disewa untuk menginap.
Harganya terjangkau, sekitar Rp350.000 per malam, lengkap dengan sajian kuliner lokal seperti ikan bakar dan papeda dari warung-warung warga.
Tidak mewah, tapi kehangatan dan keramahan tuan rumah membuatnya jauh lebih berkesan.
Wisata yang Memberi Kehidupan
Pantai Lubang Buaya bukan hanya surga bagi pelancong, tapi juga menjadi penggerak ekonomi baru bagi warga Desa Morela.
Sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, sebagian besar warga menggantungkan hidup dari melaut dan bertani.
Kini, anak-anak muda pun terlibat aktif, membuka penyewaan alat snorkeling, menjual kerajinan tangan, hingga menjadi pemandu wisata.
Destinasi yang Pantas Dijaga
Di balik popularitas yang mulai naik daun, warga dan pengelola sadar akan pentingnya menjaga kelestarian.
Beberapa inisiatif seperti pembersihan pantai rutin dan larangan penggunaan alat tangkap ikan destruktif telah diberlakukan secara mandiri.