JENDELAMALUKU.COM – Aksi unjuk rasa Aliansi Pemuda Perumda dan OKP Cipayung di depan Polres Maluku Tenggara (Malra), berjalan alot pada
Jumat (11/4/2024) sore.
Massa aksi silih berganti berorasi menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja Polres Malra, yang dianggap lamban dalam penanganan perkara semenjak tiga tahun berjalan.
Aksi unjuk rasa juga turut di ikuti orang tua korban tewas pada bentrok Landmark Kota Langgur yang pecah pada Minggu (16/4/2025) lalu.
“Konflik yang terjadi secara terus menerus merupakan akumulasi ketidakmampuan pihak Kepolisian dalam menangani permasalahan yang terjadi di Malra,” ungkap, Ketua DPC Permahi Amsir Renoat.
Menurutnya, seharusnya Polres Malra mengapresiasi keluarga korban yang justru kooperatif datang melapor.
“Tupoksi dari Aparat Kepolisian seharusnya mendeteksi permasalahan yang akan terjadi lewat kerja intelijen namun faktanya malah membiarkan permasalahan semakin berlarut-larut,” kesalnya.
Untuk itu, lanjutnya kami meminta Kapolres Malra AKBP Frans Duma keluar temui orang tua dari Korban tewas dan massa aksi unjuk rasa.
Lewat perdebatan alot antara massa aksi dan Pihak Kepolisian lewat Kabag OPS AKP Herman, akhirnya Kapolres Malra AKBP Frans Duma bersedia menemui aksi massa.
Berikut tuntutan Aliansi Pemuda Perumda dan OKP Cipayung.
1. Mendesak Polres Maluku Tenggara segara menangkap pelaku penembakan, yang
mengakibatkan korban baik dua orang yang meninggal dunia dan luka luka pada
tanggal 16 maret 2025.
2. Mendesak Polres Maluku Tenggara segara mengusut tuntas masalah panah lari yang di lakukan dua kali di taman Tabob yang sebelumnya telah dilaporkan secara resmi oleh masyarakat Pemda.
3. Mendesak Polres Maluku Tenggara segara mengusut tuntas masalah pembakaran rumah, motor, dan perusakan tempat usaha akibat dari konflik
yang terjadi dan menangkap para pelaku.
4. Mendorong Polres Maluku Tenggara untuk melakukan razia pemilik senjata tabung.