JENDELAMALUKU.COM — Hujan lebat yang mengguyur wilayah Desa Suli Wayari, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dalam beberapa hari terakhir menyebabkan Sungai Warai meluap dan menyeret lima rumah warga.
Peristiwa ini memaksa sejumlah warga mengungsi ke rumah tetangga dan menimbulkan kesedihan mendalam di kalangan masyarakat terdampak.
Salah satu warga terdampak, Manase Matruti, mengaku kehilangan rumah dalam sekejap akibat derasnya arus banjir.
Ia menilai banjir kali ini diperparah oleh kondisi bantaran sungai yang melebar dan dangkal akibat aktivitas pengangkutan pasir menggunakan truk berat.
“Hujan memang deras, tapi kondisi sungai makin parah karena pasir sungai terus diangkut truk. Rumah kami langsung hanyut,” ungkap Manase saat ditemui tim Jendela Maluku pada Sabtu (14/9/2025).
Manase menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan dinas terkait segera turun tangan untuk memberikan bantuan nyata, bukan sekadar sembako.
“Saya sudah mengungsi sejak Juni 2025, menumpang di rumah tetangga. Bantuan yang benar-benar membantu seperti bahan bangunan atau rumah subsidi belum kami terima. Kami berharap pemerintah lebih peka,” tegasnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh Neli Marantika, warga lainnya yang terdampak banjir.
Ia menyoroti dampak pembangunan proyek besar, yang menggunakan pasir dan sertu dari Sungai Warai.
Aktivitas itu, menurutnya, menyebabkan pendangkalan dan pelebaran sungai, sehingga tak mampu lagi menampung debit air saat hujan deras.
“Dulu meski hujan lama, sungai tidak sampai meluap seperti ini. Tapi sejak pembangunan hotel itu, sungai jadi makin dangkal dan melebar,” kata Neli.
Untuk mencegah air masuk ke rumahnya, Neli telah berupaya menggali jalur pembuangan air dan membuat pondasi darurat dari pasir serta batu.
Meski telah menerima bantuan berupa karung dan terpal, menurutnya, bantuan tersebut belum cukup efektif dalam mengatasi permasalahan utama.
“Yang kami butuhkan bukan hanya bantuan darurat, tapi solusi jangka panjang. Kami minta pemerintah segera bangun tanggul dan cincin pengaman sungai,” ujar Neli.
Warga Desa Suli Wayari kini hidup dalam kecemasan, terutama mereka yang bermukim di sekitar bantaran Sungai Warai.
Mereka berharap adanya gerak cepat dari pemerintah kabupaten dan provinsi dalam merespons bencana ini melalui pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir yang konkret dan berkelanjutan.(*)