MASOHI, JENDELAMALUKU.COM – Di tengah meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap layanan kesehatan dan tantangan serius dalam sistem pelayanan medis di daerah, Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir menegaskan, pembangunan sektor kesehatan bukan sekadar agenda, tapi fondasi utama pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pernyataan tegas itu disampaikan saat membuka Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Maluku Tengah Masa Bakti 2025–2028 di Masohi pekan lalu.
Dia menyoroti kompleksitas tantangan dunia kesehatan, mulai dari keterbatasan tenaga medis, distribusi layanan yang timpang, hingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang cepat, adil, dan bermutu—tantangan yang menurutnya tak bisa diselesaikan tanpa peran strategis organisasi profesi seperti IDI.
“Saya berharap agar IDI Cabang Maluku Tengah dapat menjadi mitra strategis Pemerintah Daerah dalam memperkuat sistem kesehatan, mendorong inovasi pelayanan, dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang bermutu,” ujar Zulkarnain dikutip dari maltengkab.go.id.
Kritik Terhadap Praktik Non-Profesional dan Intervensi Eksternal
Dalam pernyataannya, Zulkarnai tak segan mengkritik praktik-praktik pelayanan kesehatan yang dinilai melenceng dari etika profesi, termasuk intervensi politik dan ekonomi yang bisa mengganggu independensi pelayanan medis.
“Pelayanan kesehatan tidak boleh diganggu oleh kepentingan eksternal, baik politik, ekonomi, maupun sosial, yang tidak berkaitan langsung dengan tugas mulia seorang dokter,” tegasnya.
Pernyataan ini dianggap sebagai sinyal peringatan kepada berbagai pihak—termasuk internal sektor kesehatan—bahwa keteguhan pada etika dan integritas tak bisa dikompromikan, apalagi ketika menyangkut keselamatan pasien.
IDI Diingatkan Jaga Integritas dan Kepercayaan Publik
Menekankan pentingnya nilai-nilai etik dan moral, Bupati Zulkarnain menyebut bahwa profesi kedokteran harus kembali pada esensi utamanya: panggilan kemanusiaan.
“Profesi kedokteran adalah panggilan kemanusiaan. Oleh karena itu, solidaritas antar dokter, etika pelayanan, dan komitmen terhadap nilai-nilai profesional harus menjadi fondasi yang harus terus diperkuat. Dengan demikian, IDI akan tetap menjadi organisasi yang dipercaya, dihormati, dan dicintai masyarakat,” katanya.
Komitmen Pemerintah Daerah: Kolaborasi, Bukan Sekadar Seremonial
Zulkarnain juga menegaskan, pemerintah daerah membuka diri untuk kolaborasi nyata, bukan hanya seremonial, dalam upaya membenahi sistem kesehatan.