JENDELAMALUKU.COM — Di tengah semangat kebersamaan yang kental, warga Dusun Telaga Kodok, Desa Hitu, Maluku Tengah, menggelar Festival Ketupat sebagai perwujudan nilai hidup orang basudara yang telah lama menjadi jantung kebudayaan masyarakat Maluku.
Lebih dari sekadar pesta kuliner, festival ini menjelma menjadi ruang ekspresi solidaritas, inklusivitas, dan pelestarian identitas budaya lokal.
Ratusan warga tumpah ruah dalam kegiatan yang digelar pada 8 Juni 2025 ini.
Ketupat dan berbagai hidangan tradisional disajikan secara cuma-cuma oleh masyarakat, dalam semangat swadaya dan gotong royong.
Para tamu, baik dari dalam maupun luar daerah, diterima dengan tangan terbuka, tanpa sekat status sosial atau latar belakang.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Dapil Maluku, Saadiah Uluputty, yang hadir dan mendukung terselenggaranya Festival Ketupat ini, mengapresiasi antusiasme warga.
Ia menilai Festival Ketupat tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga simbol dari kuatnya nilai-nilai kekeluargaan dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Festival ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kekeluargaan di Maluku. Ketika kita datang sebagai tamu, kita pulang sebagai keluarga. Inilah yang saya sebut sebagai wajah asli dari hidup orang basudara,” ujar Saadiah dalam sambutannya.
Ia juga menekankan pentingnya pelestarian tradisi sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa.
Menurutnya, kegiatan semacam ini mampu menjadi sarana pendidikan sosial dan penguatan budaya lokal yang bernilai tinggi.
“Festival seperti ini dapat menjadi sarana pendidikan sosial, memperkuat semangat gotong royong, sekaligus menjadi potensi daya tarik wisata berbasis komunitas,” lanjutnya.
Saadiah juga menyoroti nilai kedermawanan masyarakat Telaga Kodok yang menyediakan seluruh konsumsi secara mandiri, menciptakan suasana hangat dan inklusif bagi semua pengunjung.
“Saya berharap semangat Festival Ketupat ini dapat terus tumbuh dan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya dirayakan oleh warga Maluku, tetapi juga menarik kunjungan dari berbagai penjuru negeri,” tutupnya.
Festival Ketupat di Telaga Kodok membuktikan bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan kekuatan hidup yang mempersatukan dan membangun masyarakat.
Dalam tiap suapan ketupat dan tawa yang dibagikan, tergambar nilai luhur yang menjadikan Maluku sebagai rumah bagi semangat orang basudara: terbuka, hangat, dan penuh kasih.(*)