Bagaimana Status Perdagangan AS-China Saat Ini?
Setelah Presiden Trump menangguhkan kebijakan tarif “resiprokal” terhadap sebagian besar mitra dagang utama Amerika Serikat pada 9 April lalu, ia justru meningkatkan tekanan terhadap China.
Saat ini, tarif perdagangan AS terhadap sebagian besar ekspor China telah melonjak hingga 145 persen. Sebagai balasan, Beijing juga memberlakukan tarif sebesar 125 persen terhadap barang-barang asal AS.
Trump sejak lama menuduh China memanfaatkan Amerika Serikat dalam hubungan dagang yang timpang.
Ia menggambarkan kebijakan tarif ini sebagai langkah penting untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur dalam negeri serta mengembalikan lapangan kerja ke AS.
Selain itu, Trump juga mengisyaratkan bahwa tarif dapat digunakan untuk membiayai pemotongan pajak di masa mendatang.
Upaya China Memperkuat Hubungan Regional di Tengah Perang Dagang
Presiden China, Xi Jinping, minggu lalu melakukan kunjungan ke tiga negara di Asia Tenggara untuk memperkuat hubungan regional. Dalam kunjungannya, Xi mengajak mitra dagangnya, termasuk Vietnam, untuk menentang tindakan pemaksaan sepihak dalam perdagangan.
“Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif,” tegas Xi dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Vietnam, meskipun tidak secara langsung menyebutkan Amerika Serikat.
Seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, Vietnam juga terjebak dalam silang sengkarut perang dagang ini. Vietnam tidak hanya menjadi pusat manufaktur penting, tetapi China sering memanfaatkan negara ini sebagai tempat untuk mengirimkan ekspor ke AS guna menghindari tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump pada 2018.