JENDELAMALUKU.COM – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berjanji mengusir mahasiswa demonstran pro Palestina, jika Ia memenangkan pemilihan presiden AS tahun 2024.
Hal itu disampaikan Trump kepada sekelompok kecil donatur yang sebagian besar adalah orang Yahudi.
Menurutnya, demonstran pro-Palestina ini merupakan bagian dari “revolusi radikal”.
“Jika Anda membuat saya terpilih, dan Anda benar-benar harus melakukan ini… kita akan membuat gerakan itu mundur 25 atau 30 tahun yang lalu,” kata Trump dilansir dari Al Jazeera, Selasa (28/5/2024).
Mantan presiden tersebut juga memuji polisi New York karena membersihkan kampus Universitas Columbia pada akhir April, dan mengatakan kota-kota lain perlu melakukan hal yang sama, dengan mengatakan “hal ini harus dihentikan sekarang”.
Protes mahasiswa terhadap perang Israel di Gaza telah mengguncang AS selama beberapa minggu terakhir, memicu tindakan keras polisi di banyak kampus dan lebih dari 2.000 penangkapan.
Pada pertengahan April, Universitas Columbia menyaksikan solidaritas di Gaza, dengan para mahasiswa mendesak institusi tersebut untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel. Gerakan ini menyebar ke kampus-kampus di California, Texas, dan banyak negara bagian lainnya.
Siapkan Serangan Darat, Israel Perintahkan Warga Palestina Evakuasi dari Rafah
Administrator universitas menuduh demonstran pro-Palestina menggunakan bahasa anti-Semit dan menciptakan lingkungan yang tidak aman di kampus.
Namun, para mahasiswa menolak klaim tersebut, yang menurut mereka bertujuan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari apa yang terjadi di Jalur Gaza.
Mayoritas warga Amerika yang berusia di bawah 30 tahun menginginkan gencatan senjata di Gaza, menurut sebuah jajak pendapat.
Dalam pertemuan para donor di New York pada tanggal 14 Mei, Trump menyatakan dukungannya terhadap hak Israel untuk melanjutkan “perang melawan teror” dan menyoroti kebijakannya terhadap Israel jika ia terpilih. Dia sebelumnya mengatakan Israel “kalah dalam perang PR” dengan tindakannya di Gaza.
“Mereka kalah dalam perang PR. Mereka mengalami kerugian besar. Tapi mereka harus menyelesaikan apa yang mereka mulai,” kata Trump saat wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Hugh Hewitt.
Menurut laporan itu, Trump tidak menyebut nama Netanyahu, yang memicu kemarahan Partai Republik ketika dia mengakui Presiden Joe Biden terpilih secara sah pada tahun 2020.