Ambon

Kisah Bocah Difabel Peraih Juara Favorit Lomba Tahfidz Al-Qur’an pada Relief 2024

×

Kisah Bocah Difabel Peraih Juara Favorit Lomba Tahfidz Al-Qur’an pada Relief 2024

Sebarkan artikel ini

Ramadan 2024

2/4/2024 - Relief 2024
Seorang pelajar difabel di Ambon berhasil memenangkan Juara Favorit lomba Tahfidz Al-Qur'an pada event Ramadan Electrifying Lifestyle (Relief) 2024.

JENDELAMALUKU.COM – Seorang pelajar difabel di Ambon berhasil memenangkan Juara Favorit lomba Tahfidz Al-Qur’an pada event Ramadan Electrifying Lifestyle (Relief) 2024.

Relief 2024 yang diselenggarakan oleh PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) melibatkan puluhan peserta tingkat Sekolah Dasar di Kota Ambon dan sekitarnya.

Muhammad Khairi Faisal, penyandang disabilitas fisik ini terpilih sebagai juara favorit Tahfidz Al-Qur’an pada event tahunan itu.

General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula menerangkan, bocah yang akrab disapa Dafa ini memiliki semangat dan kecintaan terhadap Al-Qur’an terlepas dari kekurangan fisik yang dimilikinya.

“Itulah kenapa kami memilih Dafa sebagai Juara Favorit. Semangat dan kecintaannya itu terlihat sekali saat dia datang bersama ibunya ke arena lomba. Kemudian ketika dia melantunkan ayat suci Al-Qur’an, terlepas dari keadaan fisiknya. Kami sendiri termotivasi oleh semangat Dafa,” terang Awat.

Lomba Tahfidz Al-Qur’an ini, lanjut Awat, digelar untuk meningkatkan semangat dan gairah generasi muda Islam, khususnya pelajar dalam membaca, menghafal dan menghayati kitab suci Al-Qur’an.

Dengan turut serta puluhan pelajar dalam ajang ini, dirinya optimis akan melahirkan generasi muda yang cinta akan Al-Qur’an.

“Dafa dan peserta pelajar lainnya memberikan semangat bagi kita semua untuk terus meninggikan kecintaan Kita akan kitab suci Allah SWT. Semoga ayat-ayat dan perintah Allah dapat Kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.

Kisah Dafa

Sementara itu, perjalanan bocah berusia 10 tahun ini untuk belajar ilmu agama yang tak mudah dengan keterbatan fisiknya ini dituturkan sang Ibu, Wahyuni.

Wahyuni mengatakan, kekurangan fisik Dafa dibawa sejak lahir.

Bentuk kepala Dafa lebih besar dibandingkan bayi normal lainnya. Di usia 5 bulan, Ibu Dafa mencoba pengobatan alternatif.

Hal itu membuahkan hasil.

PLN UIW MMU Beri Peluang bagi 17 Pelaku UMKM Ikut Pameran di Relief 2024

Namun, perkembangan Dafa lebih lambat, dibanding anak seusianya.

Dafa mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara.

Kata yang bisa terucap hanyalah “Mama”.

Baru di bangku sekolah, Dafa bisa berbicara dengan kalimat yang lebih panjang.

Ini pun masih kalah jauh dengan teman sekelasnya.

Hal itu membuat Dafa tidak terlalu menonjol untuk urusan sekolah.

Namun, tak menyulutkan semangat kedua orangtuanya.

Wahyuni mengakui, menanamkan ajaran agama kepada Dafa sejak dini.

Itulah kenapa, meski pelafalannya tak cukup baik, namun Dafa berhasil menghafal surat-surat kecil dalam Al-Qur’an.

Baca artikel menarik lainnya dari JENDELAMALUKU.COM Di CHANNEL TELEGRAM