Pengalamannya sebagai Srikandi PLN selama empat tahun membuatnya begitu familiar dengan kondisi sosial masyarakat dan medan di kabupaten berjuluk “Bupolo” itu.
Mulai dari Kecamatan Waetele, Batabual, Waiapo hingga Kecamatan Waelata dijajaki perempuan berusia 30 tahun ini guna menghidupkan mimpi mereka yang membutuhkan energi listrik, namun belum mampu mendapatkannya, karena alasan ekonomi.
“Kita tahu listrik ini kebutuhan primer masyarakat. Hanya saja ada di antara mereka yang memang dari segi ekonomi belum bisa memenuhi hal itu, terutama di daerah kerja saya. Bersyukur melalui program LUTD ini, dengan kerelaan rekan-rekan insan PLN kami turut mengawalnya,” kata Fierda.
Upaya penyalaan listrik gratis ini, lanjut Fierda, tidak terlepas dari tantangan lapangan. Letak geografis Maluku membuat Fierda dan tim ULP Mako harus ekstra memperhatikan budaya K3.
“Rata-rata daerah target penyalaan ini ditempuh dengan trasportasi air juga. Kami menyeberangi sungai yang terbentang luas dan harus menaiki rakit. Benar-benar membutuhkan effort,” tuturnya.
Namun, jarak dan tantangan dalam prosesnya itu seakan terbayarkan ketika Srikandi PLN ini bisa melihat senyum turut syukur dari masyarakat setempat ketika penyalaan dilakukan.
“Bahagia aja gitu, lihat mereka menyambut Ramadan dan lebaran saat itu dengan sudah diterangi listrik. Semula rasa capek seakan hilang,” sebutnya lagi.
Adapun program LUTD ini selain memberikan penyalaan gratis, diharapkan bisa memberikan harapan baru bagi masyarakat setempat.(*)