Mengingat masih banyak deretan kaum Hawa lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai “Pahlawan Nasional”, atas dasar pertimbangan jasa-jasa mereka.
Tidak kurang ada 16 pahlawan kaum hawa (di luar Kartini).
Mereka adalah (1) Martha Christina Tiahahu dari Maluku, (2) Cut Nyak Meutia dari Aceh, (3) Cut Nyak Dien dari Aceh, (4) Dewi Sartika dari Jawa Barat, (5) Rohana Kuddus dari Padang, Sumatra Barat, (6) Maria Walanda Maramis dari Minahasa, Sulawesi Utara, (7) Siti Manggopoh dari Manggopoh, Agam, Sumatra Barat, (8) HR. Rasuna Said dari Maninjau, Agam, Sumatra Barat, (9) Fatmawati Soekarno dari Bengkulu, (10) Nyi Ageng Serang dari Purwodadi, Jawa Tengah, (11) Opu Daeng Risadju dari Sulawesi Selatan, (12) Laksamana Malahayati dari Aceh, (13) Sultanah Safiatuddin Syah dari Aceh, (14) Nyai Ahmad Dahlan dari Yogyakarta, (15) Ratu Nahrasiyah dari Kerajaan Samudera Pasai, dan (16) Siti Hartinah dari Surakarta, Jawa Tengah.
Kenapa mesti Hari Kartini, tidak yang lain?
Sebagai seorang presiden di satu pihak dan seorang intelektual yang piawai di pihak lain, dipastikan, bahwa Bung Karno memiliki parameter tersendiri yang logis dan kuat.