Mereka tahu bahwa keikhlasan bukan sekadar merahasiakan amal dari manusia, tapi juga menghapus harapan agar makhluk memberi balasan atasnya.
Pada akhirnya, riya hanya bisa luruh dengan kesadaran bahwa manusia bukanlah tujuan. Bahwa yang kita cari bukanlah pengakuan, bukan penghormatan, bukan pula balasan, tapi semata-mata ridha-Nya.
Ridha Allah adalah segalanya. Teringat apa yang pernah dikatakan oleh Rabi’ah Al-Adawiyah, “saya lebih memilih masuk neraka dengan ridha Allah, daripada masuk sorga tetapi tanpa ridha-Nya”.
Ibnu Atha’illah As-Sakandary pernah berpesan dalam kitabnya AL-HIKAM, “kadang kala penyakit riya masuk ke dalam dirimu dari tempat yang tak terlihat oleh makhluk”.
Akhirnya, ketika hati kita mulai gelisah karena amal tak terlihat atau kebaikan tak dibalas, mungkin ini saatnya bertanya: apakah itu benar-benar untuk-Nya. Wallahu a’lam.
Thobib Al Asyhar (Dosen Psikologi Islam SKSG Universitas Indonesia, Direktur GTK Madrasah, Kemenag RI)