AMBON, JENDELAMALUKU.COM — Krisis air bersih selama bertahun-tahun di Desa Wayame, Teluk Ambon, akhirnya menemukan solusi inovatif melalui teknologi Pompa Ramah Lingkungan (Porling).
Lewat program bertajuk Wayame Hydro Bae, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengubah persoalan air menjadi peluang pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat lokal.
Program ini digagas oleh Integrated Terminal (IT) Wayame sebagai bagian dari inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) yang menekankan inovasi sosial berbasis teknologi terbarukan.
Porling, yang menjadi inti dari program ini, memanfaatkan energi ramah lingkungan untuk mengalirkan air dari sumber di bawah ke daerah perbukitan tanpa memerlukan listrik, sekaligus menghemat waktu warga yang biasanya harus berjalan kaki selama dua jam untuk mengambil air bersih.
“Melalui Program CSR Wayame Hydro Bae ini kami berfokus pada penguatan ekonomi masyarakat di Desa Wayame. Kami ingin mengintegrasikan akses air bersih untuk masyarakat yang nantinya dapat berdampak baik untuk kegiatan pertanian dan pemberdayaan UMKM minyak atsiri,” ujar Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Ispiani Abbas.
Inovasi ini berdampak langsung pada sektor ekonomi lokal. Sebelum program diluncurkan, UMKM minyak atsiri mengalami stagnasi produksi akibat keterbatasan akses air bersih. Kini, usaha tersebut bangkit kembali—bahkan telah meraih sertifikasi halal dari MUI dan sedang dalam proses registrasi BPOM.
Produk minyak atsiri lokal pun mulai merambah pasar modern, membuka potensi perluasan usaha yang lebih besar.
Sektor pertanian juga ikut terdampak positif. Dalam tiga tahun, panen tomat meningkat hampir empat kali lipat, dari 2,5 ton menjadi 9,5 ton.
Pendapatan petani melonjak dari Rp5 juta menjadi Rp29 juta per bulan, mencerminkan bagaimana teknologi sederhana dapat menciptakan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.
“Desa Wayame ini kan potensi sumber daya alamnya melimpah, namun kami lihat akses air bersih masih sulit. Dan itu menyulitkan pertanian dan pemberdayaan UMKM. Dengan adanya Porling membuka jalan untuk masyarakat sekitar, terutama pada aspek perekonomian,” kata Ispiani.
Selain keberhasilan teknis, pendekatan kolaboratif juga menjadi kunci.
Program ini melibatkan semua elemen masyarakat—mulai dari petani, perempuan, lansia, hingga kelompok rentan—dalam seluruh tahap, dari perencanaan hingga evaluasi.
“Dalam implementasi program, kami membersamai dan menggandeng masyarakat lokal, serta melibatkan seluruh kelompok masyarakat, baik petani, lansia, perempuan, kelompok rentan untuk berpartisipasi aktif, dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Sehingga masyarakat bisa maju bersama-sama,” imbuhnya.