JENDELAMALUKU.COM – Dalam beberapa hari ke depan, kita ummat Islam akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Pada rentang waktu itulah kita dianjurkan untuk lebih sungguh-sungguh beribadah supaya dipertemukan dengan satu malam yang disebut Lailatul Qadar.
Yakni satu malam yang keutamaannya lebih baik daripada 1.000 bulan, atau 83 tahun.
Sangat wajar apabila kita ingin berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabul khairat) untuk menyongsong Lailatul Qadar.
Alasannya sederhana bahwa jatah umur dan kesempatan hidup kita di dunia belum tentu sampai 83 tahun.
Sementara dalam Surat al-Qadar dinyatakan, bahwa Lailatul Qadri khairun min alfi syahr yang artinya Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.
Dengan pertimbangan itulah ummat Islam di mana tempatnya sangat menantikan Lailatul Qadar.
Malam yang disebut Lailatul Qadar bukanlah malam perayaan yang untuk dirayakan. Kalau ummat Islam mau merayakan satu malam, maka bukankah sudah ada malam bersejarah yang lebih pasti?!, Misalnya “Malam Isra’-Mi’raj” atau “Malam Nuzulul Qur’an” yang sudah dikalenderkan.
Malam Lailatul Qadar juga bukan menjadi malam penentuan, sekalipun dari segi namanya menggunakan lafal “al-qadar”.
Penentuan nasib manusia, rejekinya, umurnya, dan hal-hal lainnya sudah ada waktu khusus yang disebut “Nisfu Sya’ban”; di mana kita biasa bermunajat kepada Allah agar diberikan yang terbaik pada malam tersebut.
Dalil Lailatul Qadar
Semangat Ummat Islam menyambut Lailatul Qadar semata-mata karena kemuliaan malam tersebut yang secara runtut dijelaskan dalam Surat al-Qadar ayat 1 – 5. Firman Allah Swt: yang artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul qadar. Dan tahukah kamu apa Lailatul Qadar? Malam kemuliaan itu ;lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu turun malaikat dan Jibril dengan ijin tuhan mereka untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.