JENDELAMALUKU.COM – Kementerian Agama (Kemenag) terus mendorong transformasi layanan Kantor Urusan Agama (KUA) agar lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat modern.
Salah satu upaya utama adalah penerapan sistem layanan lintas wilayah atau borderless, yang menuntut integrasi data secara menyeluruh antar-KUA.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Cecep Khairul Anwar, seperti yang dilansir dari Kemenag.go.id.
“Layanan KUA semakin banyak yang tidak berbasis wilayah,” ujar Cecep menegaskan.
Cecep menjelaskan, layanan seperti bimbingan perkawinan (Bimwin) kini dapat diakses di mana saja, sesuai kenyamanan calon pengantin.
Ia mencontohkan, seseorang dari Bogor Utara bisa mengikuti Bimwin di KUA Sleman jika sedang berada di Yogyakarta untuk sesi foto pranikah.
“Bimwin salah satu layanan yang tidak berbasis wilayah. Jadi orang Bogor Utara bisa ikut Bimwin di KUA Sleman, misalnya,” katanya.
Namun, Cecep juga mengingatkan bahwa tidak semua layanan bisa dilakukan lintas wilayah.
Layanan yang menyangkut aspek legal formal, seperti pencatatan nikah dan akta ikrar wakaf, masih terikat pada domisili administratif.
“Yang berbasis wilayah itu pencatatan nikah. Tidak bisa KUA di Bogor Utara menangani akta ikrar wakaf untuk lahan yang ada di Kabupaten Bogor,” jelasnya.
Transformasi ini membawa tantangan baru, terutama dalam hal pengelolaan dan pertukaran data antarwilayah.
Menurut Cecep, integrasi sistem menjadi prasyarat utama agar layanan tetap akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Kalau sudah borderless, berarti mutlak yang namanya connecting data. Integrasi data itu mutlak,” tegasnya.
Ia menilai, dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, sistem pelayanan keagamaan juga harus menyesuaikan diri.
Akses terhadap data lintas wilayah diperlukan agar setiap KUA tetap bisa memberikan layanan secara efektif dan efisien, meskipun pengguna berada di luar wilayah domisili.
“Bagi masyarakat, yang penting itu kepraktisan dan kedekatan dengan aktivitas harian. Itu yang kami respons melalui pendekatan layanan borderless,” pungkasnya.(*)